Abstract Tari Klana Alus Sri Suwela gaya Yogyakarta yang dikenal sampai sekarang ini merupakan tipe tari putra dengan karakter halus, dan hal ini dapat dilihat dari volume gerak serta visualisasi karakternya. Tari Klana Alus Sri Suwela gaya Yogyakarta merupakan salah satu dari beberapa bentuk tari yang bersumber dari wayang wong di Keraton Yogyakarta. Tari ini menggambarkan seorang raja atau kesatria yang sedang jatuh cinta kepada seorang wanita yang menjadi kekasihnya. Di dalam adegan jejeran wayang wong lakon Sri Suwela di Keraton Yogyakarta terdapat komposisi tari nglana, kemudian dilepas tersendiri menjadi bentuk tari tunggal. Penulisan ini untuk mengetahui pengaruh wayang wong di Keraton Yogyakarta terhadap tari Klana Sri Suwela, dan membahas penerapan konsep jogèd Mataram dalam tari Klana Sri Suwela. Penulisan ini menggunakan dua pendekatan yang melatarbelakanginya, yaitu pendekatan tekstual dan pendekatan konstektual. Secara tekstual pemberlakuan tari berkaitan dengan bentuk, struktur, dan gaya tarinya. Secara kontekstual pemberlakuan tari sebagai teks kebudayaan, dapat ditelaah melalui kedudukannya di masa sekarang kaitannya dengan catatan yang ada di masa lampau. Pencermatan tari Klana Alus Sri Suwela melibatkan unsur-unsur yang mendasari penjelasan tentang konsep tari Jawa gaya Yogyakarta. Unsur- unsur wiraga, wirama, dan wirasa merupakan unsur-unsur yang sangat penting dalam menjelaskan konsep tari Jawa. Di dalam pelaksanaan menari unsur wiraga, wirama, dan wirasa harus dibekali suatu ilmu yang disebut jogèd Mataram. Jogèd Mataram sekarang ini dikenal dengan konsep jogèd Mataram, terdiri dari empat unsur yaitu, sawiji, greged, sengguh, dan ora mingkuh. Bentuk dan struktur tari mengacu pada tata hubungan dalam struktur tari, sistem pelaksanaan teknik dan cara bergerak dalam bagian-bagian tubuh penari sebagai perwujudan tari yang utuh.
Sedangkantari kreasi baru merupakan tari tradisi yang telah dimodifikasi tapi tetap meninggalkan unsur asli tradisinya. 4. Pola penyajian a. Tari tunggal adalah jenis tari yang disajikan oleh seorang penari. Contoh: Tari Gambiranom, Tari Klana Topeng (dari Surakarta). b.
Sentuhanalu pada lesung merupakan irama tersendiri yang menyentuh hati. 24. Tari-tarian Daerah Sulawesi Utara Berikut ini beberapa contoh tari pertunjukan : Tari Pendet dari Bali, Tari Tayuban dari Jawa Barat, dan Tari Ngremo dari Jawa tImur. Beberapa contoh tari massal, yaitu Tari Gambyong dari Surakarta, Tari Golek dari Yogyakarta
Tariprimitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. kiri di belakang kaki kanan. Pada tari putri, tidak ada jarak antara telapak kaki kanan dan kaki kiri. Sedangkan pada tari putra, alus berjarak satu telapak kaki, dan pada tari putra gagah lebih lebar lagi, dengan ukuran lebar kurang
. 352 277 44 71 83 26 21 140
tari klana alus dari yogyakarta merupakan contoh tari